Wamena jayawijaya






  wamena adalah suatu kota yg terletak di tenggah di pulau papua biasa juga ada yg menyebutnya jayawijaya adalah jantung papua. kota wamena satu-satunya  kota terbesar yg terletak di pengunungan tengah papuah dan kota wamena memiliki suhu yg sangat dingin disebabkan karana letaknya yg sangat tinggi dari permukan laut dan kata wamena  sendiri berasal dari bahasa dani yg terdiri dari dua kata yaitu wam dan ena yg berarti babi jinak. di wamena ini tidak seperti kota-kota yg lain yg ada di indonesia karena wamena merupakan surga mutiara yg belum banyak tersentuh di pedalaman  pengunungan tengah papua. di kota wamena memiliki gunumg tertinggi di indonesia dengan nama puncak jaya (4.884 meter dari permukaan laut). Di puncak pegunungan Jayawijaya terdapat salju abadi yang jumlahnya semakin menipis akibat pemanasan global. Selain Puncak Jaya, Pegunungan Jayawijaya memiliki beberapa puncak lain yang lebih rendah, yaitu:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7AvmbXD7dbMKIEx44CLAw8l1e6_74Mp4__I4uZfKoMG2MwnylBIEFSS3PWh5Je01icvyEzyS2m_l34_icWy54aSBzCzWzbpncJFHL-vaV9o__qh4u-Hp3l-b9OY0xriMVgzxkkYpRaN_J/s1600/gunung.jpg  
Puncak Mandala 4.760 mdpl
Puncak Trikora 4.730 mdpl
Puncak Idenberg 4.673 mdpl
Puncak Yamin 4.535 mdpl
puncak Carstenz Timur 4.400 mdpl.


festifal lembah baliem 



selain memiliki keindahan gunung di kota wamena juga memiliki acara budaya yg di sebut festifal lembah baliam dimana festifal  Inilah  yang sangat luar biasa dan telah menjadi daya tarik pengunjung di Papua. Festival Lembah Baliem awalnya merupakan acara perang antarsuku Dani, Lani, dan Suku Yali sebagai lambang kesuburan dan kesejahteraan. Sebuah festival yang menjadi ajang adu kekuatan antarsuku dan telah berlangsung turun temurun namun tentunya aman untuk  Anda nikmati.
Festival Lembah Baliem berlangsung selama tiga hari pada bulan agustus disini kita dapat langsung melihat dan berfoto dengan masyarakat asli wamena yg memiliki ciri masing seperti mengunakan koteka pada laki-laki dan wanita mengunakan saly.
bakar batu
dan di wamena juga memiliki ritual memasak yg berbeda dengan kota lain dan juga bisa di bilang sangat unik karena di wamena masyrakat aslinya memiliki cara memasak dengan mengunakan batu yg  masih panas  yg disebut bakar batu dimana proses itu di lakukan banyak orang dimana meraka saling membantu satu sama lain antara laki-laki dan permpuan dalam proses memasak mereka berkerja sama  dan bakar batu juga memiliki tujuan yaitu untuk bersyukur, bersilaturahim (mengumpulkan sanak saudara, kerabat dan   menyambut kebahagiaan (kelahiran, perkawinan adat, penobatan kepala suku). Tradisi Bakar Batu umumnya dilakukan oleh suku pedalaman/pegunungan lembah baliem dan jug suku dani.


Ritualnya sebagai berikut:
  1. batu ditumpuk di atas perapian dan dibakar sampai kayu bakar habis terbakar dan batu menjadi panas (kadang sampai merah membara.
  2. bersamaan dengan itu, warga yg lain menggali lubang yang cukup dalam
  3. batu panas tadi dimasukkan ke dasar lubang yg sudah diberi alas daun pisang dan alang2.
  4. di atas batu panas itu ditumpuklah daun pisang, dan di atasnya diletakkan daging babi yg sudah diiris2
  5. di atas daging babi ditutup daun pisang, kemudian di atasnya diletakkan batu panas lagi dan ditutup daun
  6. di atas daun, ditaruh ubi jalar (batatas), singkong (hipere), dan sayur2an lainya dan ditutup daun lagi
  7. di atas daun paling atas ditumpuk lagi batu panas dan terakhir ditutup daun pisang dan alang2.
Babi yg akan dimasak tidak langsung disembelih, tapi dipanah terlebih dahulu. Bila babi langsung mati, maka pertanda acara akan sukses, tapi bila tidak langsung mati, maka pertanda acara tidak bakalan sukses. Setelah matang, biasanya setelah dimasak selama 1 jam, semua anggota suku berkumpul dan membagi makanan untuk dimakan bersama di lapangan tengah kampung, sehingga bisa mengangkat solidaritas dan kebersamaan rakyat Papua.
Hingga saat ini Tradisi Bakar Batu masih terus dilakukan dan berkembang juga untuk digunakan menyambut tamu2 penting yang berkunjung, seperti bupati, gubernur, Presiden dan tamu Penting lainnya. Di sebagian masyarakat pedalaman Papua yg beragama Islam, daging babi diganti dengan daging ayam atau sapi atau kambing, spt di masyarakat adat Walesi di Kab. Jayawijaya

Komentar

Postingan Populer